Organisasi Kemahasiswaan Ekstra Kampus

Romantisme Dalam Pergerakan; Pantaskah?


Penulis : Sahabati Layla Majnun
Sudah tidak asing lagi bagi para aktivis dengan istilah “Romantisme Pergerakan” yang sudah jelas dari kata itu mengungkapkan makna sebuah perasaan kasih sayang atau rasa cinta didalam ruang lingkup organisasai pergerakan.

Pantaskah?Tujuan tulisan ini sebagai bukti kepedulianserta ketulusan saya terhadap Organisasi Pergerakan Islam Indonesia khususnya Komisariat Al Qolam, bukan untuk menjatuhkan atau menjelekkan siapapun. Jadikan tulisan ini sebagai kritik yang membangun untuk menjadikan PMII lebih baik dan memperbaiki citranya dimata masyarakat, dosen, mahasiswa hingga seniornya sendiri.

Tidak bisa dipungkiri, sekarang ini setiap pandangan mata bersorotan negatif tertuju pada PMII.Berawal dari pengenalan saya terhadap PMII hingga saat ini, saya memperhatikan dan mengikuti keadaan sekitar pergerakan yang berbau romantisme, kemudian saya memilah antara keuntungan dan kerugian yang diperoleh organisasi pergerakan itu sendiri dan saya juga menanyakan pendapat beberapa kader, senior, masyarakat dan dosen karena saya takut bahwa pikiran saya yang egois dalam menyikapi hal ini.Baik, saya akan memaparkan hasil pengamatan saya.

Romantisme dalam organisasi terbagi menjadi dua macam : pertama, romantisme pengkaderan. Untuk mendapatkan anggota baru hampir seluruh senior memiliki sasaran untuk mengeluarkan jurus gombalnya tujuan mereka agar menambah kuantitas kader pergerakan, tidak hanya satu sasaran akantetapi lebih dari itu.yang kedua, romantisme kader. Seiring berjalannya waktu antara kader laki-laki dan perempuan yang saling mengenal dalam pergerakan mulai tumbuh perasaan suka, hingga akhirnya mereka menjalin hubungan “pacaran” disini bermacam-macam jenis kedudukannya kader dan kader, senior dan senior juga senior dan kader.Romantisme pengkaderan, dilihat dari kaca mata organisasi dalam pendekatan kader ada yang namanya pendekatan individu yaitu mendekati kader atau calon anggota baru secara perseorangan, bukan berarti pendekatan itu harus dengan menyentuh perasaan (memberi kesan cinta atau harapan) akan tetapi meyakinkan dan membimbing mereka untuk bertahan atau masuk kedalam organisasi dan juga tidak harus senior laki-laki mendekati anggota perempuan tapi perempuan pada perempuan, laki-laki pada laki-laki.keuntungannya, jika senior laki-laki dengancara menyebar virus merah jambu maka akan sangat mudah untuk banyak banyak kader perempuan karena seorang perempuan akan mudah luluh jika hatinya sudah disentuh perhatian, rayuan dan kata-kata manis.

Kuantitas pergerakan akan maju pesat.kerugiannya:1) Pada akhirnya saat kader merasa bahwadirinya telah diberi harapan palsu oleh seniornya maka kader itu akan menjauh dari pergerakan dengan sedikit demi sedikit kuantitas kader semakin menurun, Jika pun ada yang bertahan itu hanya sebagian kecil.2) Derajat senior pergerakan akan direndahkan karena dia dianggap sebagai penggombal dan penipu.3) Martabat pergerakan pun akan ikut direndahkan, karena mereka menganggap wadah organisasi sebagai ajang kesempatan mendekati perempuan.Romantisme kader, secara biologis manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi seperti : oksigen, makan, minum dan seks. Tidak ada salahnya jika dua manusia yang berlawanan jenis saling memperhatikan kemudian memiliki perasaan suka, sayang dan ingin bersama dengan yang dicinta.

 Seorang dewasa haruslah mengerti dan cerdas untuk menyikapi masalah perasaan ini, tau waktuserta tempat yang sesuai. Janganlah bercumbu dibalik kibaran bendera pergerakan, bermesra dan menjadikan sebuah agenda pergerakan sebagai kesempatan memuaskan hasrat.keuntungannya:1) Kader, senior maupun anggota yang memiliki pasangan dalam satu pergerakan akan menambah semangatnya untuk aktif disetiap agenda dalam pergerakan.2) Menambah kekompakan tidak banyak sesilih dalam memandang suatu masalah serta terjalinnya kerja sama yang bagus.kerugiannya: a) Adanya agenda/acara dijadikan sebagai kesempatan untuk pacaran. b) Tercorengnya nama pergerakan dimata masyarakat, dosen, mahasiswa dan senior. c) Terjatuhnya nilai-nilai islam yang dikandung pergerakan. d) menghilangnya batasan-batasan pergaulan dalam pergerakan. e) Menurunnya kualitas para kader-kader pergerakan.Selama proses pengamatan ini banyak saya mendengar curahan orang disekitar PMII yang merasa risih dengan kelakuan dan tingkah para aktivis PMII, karena kurangnya kesadaran kader bahkan senior PMII akan hal ini. Sudah jelas apa yang dilihat, dirasakan dan didengar memanglah itu faktanya, bukan PMII yang salah tapi ia adalah korban dari mereka yang menjunjungnya.

Banyak cara untuk mengatasi masalah ini, seperti : (1) Membangun serta menerapkan kultur PMII yang islami sesuai dengan tujuan dan nilai dasar pergerakan. (2) Memberi sanksi bagi oknum yang menjadikan tempat, agenda dan apapun yang berhubungan dengan PMII sebagai kesempatan pacaran atau bermesraan. (3) Melarang romantisme dalam pergerakan.Jaman ini intelektul mudah diasah dan ilmu sangat mudah diperoleh, tapi untuk iman serta etika sangat sulit untuk dipertahankan. Banyak orang pintar yang jatuh karna tingkahnya sendiri, banyak orang intelektual yang terpuruk karna etikanya yang buruk. Pergerakan mahasiswa islam Indonesia haruslah menjadi generasi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur,berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.



Tag : Liberalis, Opini
0 Komentar "Romantisme Dalam Pergerakan; Pantaskah?"
Back To Top