![]() |
Foto: Prosesi Penyerahan Draft Petisi kepada Ketua Panitia Pelaksana Konfercab NU Ke-18 Kabupaten Malang |
Hal tersebut disampaikan oleh Pengasuh
Pesantren Rakyat Al-Amin Ustad Abdullah Syam yang menjadi salah satu narasumber
dalam halaqoh tersebut. Menurut beliau, tokoh yang berjuang di NU harus
benar-benar bersih agar bisa melaksanakan khitah NU.
“Sebagaimana kata Gus Mus (Mustofa
Bisri) sekarang ini keamanan Kader NU sudah tidak ada, jadi tokoh NU masa kini
harus berani bersih. Kalau khitah, tidak boleh takut lapar.” Imbuh Sekretaris
IKA-PMII (Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Kabupaten
Malang.
Selain Abdullah, yang menjadi pembica
dalam halaqoh bertema NU Masa Dulu, Masa Kini dan Masa Depan tersebut adalah
tokoh muda NU asal Desa Ganjaran Ahmad Atho’ Lukman Hakim dan Ketua Pelaksana
Konfercab NU ke-18 Kabupaten Malang KH. Saiful Effendi.
Abdullah melanjutkan, agar NU kembali
disegani oleh masyarakat dan marwahnya terlihat, setidaknya dua hal yakni harus
berhasil menciptakan pemikir-pemikir. Menurut beliau pemikir ini tidak hanya
orang yang hafal dan bisa membaca kitab, tapi juga bisa membuat kita.
“Dan kembali ke tradisi NU seperti
sarungan, tahlil, selametan orang mati dan lain-lain.” Ungkapnya.
Sementara itu, KH. Saiful Effendi
mengatakan, lahirnya NU pada 1926 tidak hanya merespons apa yang terjadi di
Indonesia. Juga untuk merspons apa yang terjadi di dunia internasional seperti
takluknya daulah Usmani yang ada di Turki. Sebelumnya, Turki memang menjadi
simbol peradaban Islam di dunia.
“Jadi NU ini hadir tidak hanya menjawab
persoalan atau permasalahan yang ada di Indonesia, tetapi juga apa yang terjadi
di dunia internasional ketika itu,” Tegasnya.
Beliau lantas bercerita kalau aktif di
NU memberi berkah bagi dirinya. Menurut beliau, dirinya pernah menjabat sebagai
kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Malang tidak terlepas dari barokah
NU.
“Makanya kalau diperintah NU seperti
hadir dalam acara ini, saya tidak bisa mengelak.” Imbuhnya.
Sedangkan Atho’ Lukman Hakim
menegaskan kalau Nahdlatul Ulama harus mempunyai kekuatan dibidang civil
society. Salah satu caranya dengan kerja-kerja advokasi untuk kepentingan umat.
“Dan situasi yang terajdi saat ini
tidak terlepas dari politik internasional, hal-hal seperti inilah yang
diketahui oleh warga NU,” Ungkapnya.
Setelah
acara seminar, JNM juga menyerahkan petisi kepada KH. Saiful Effendi. Diharapkan
petisi tersebut bisa menjadi masukan dalam Konfercab NU ke-18 Kabupaten Malang.
Isi petisi itu diantaranya menolak politik uang di konfercab baik secara
terbuka maupun tertutup, dan meminta NU Kabupaten Malang lebih dekat dengan
umat. (Du)
Tag :
Berita
0 Komentar "Jaringan Nahdliyin Muda Menyerahkan Petisi Kepada Panitia Konfercab NU Kabupaten Malang"