Organisasi Kemahasiswaan Ekstra Kampus

Jaringan Nahdliyin Muda Menyerahkan Petisi Kepada Panitia Konfercab NU Kabupaten Malang

Foto: Prosesi Penyerahan Draft Petisi kepada Ketua Panitia Pelaksana Konfercab NU Ke-18 Kabupaten Malang

Cyber PMII Al-Qolam – Aneka macam masukan mengalir ke Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Malang menjelang pelaksanaan Konferensi Cabang (Konfercab), 28-30 Oktober mendatang di Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Dalam halaqoh yang digelar oleh Jaringan Nahdliyin Muda (JNM) di Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Gondanglegi kemarin (26/10), muncul desakan agar NU bisa kembali ke khitah atau kembali ke spirit perjuangan NU yang masa lalu untuk menjadi lebih baik lagi.

Hal tersebut disampaikan oleh Pengasuh Pesantren Rakyat Al-Amin Ustad Abdullah Syam yang menjadi salah satu narasumber dalam halaqoh tersebut. Menurut beliau, tokoh yang berjuang di NU harus benar-benar bersih agar bisa melaksanakan khitah NU.

“Sebagaimana kata Gus Mus (Mustofa Bisri) sekarang ini keamanan Kader NU sudah tidak ada, jadi tokoh NU masa kini harus berani bersih. Kalau khitah, tidak boleh takut lapar.” Imbuh Sekretaris IKA-PMII (Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Kabupaten Malang.

Selain Abdullah, yang menjadi pembica dalam halaqoh bertema NU Masa Dulu, Masa Kini dan Masa Depan tersebut adalah tokoh muda NU asal Desa Ganjaran Ahmad Atho’ Lukman Hakim dan Ketua Pelaksana Konfercab NU ke-18 Kabupaten Malang KH. Saiful Effendi.

Abdullah melanjutkan, agar NU kembali disegani oleh masyarakat dan marwahnya terlihat, setidaknya dua hal yakni harus berhasil menciptakan pemikir-pemikir. Menurut beliau pemikir ini tidak hanya orang yang hafal dan bisa membaca kitab, tapi juga bisa membuat kita.

“Dan kembali ke tradisi NU seperti sarungan, tahlil, selametan orang mati dan lain-lain.” Ungkapnya.

Sementara itu, KH. Saiful Effendi mengatakan, lahirnya NU pada 1926 tidak hanya merespons apa yang terjadi di Indonesia. Juga untuk merspons apa yang terjadi di dunia internasional seperti takluknya daulah Usmani yang ada di Turki. Sebelumnya, Turki memang menjadi simbol peradaban Islam di dunia.

“Jadi NU ini hadir tidak hanya menjawab persoalan atau permasalahan yang ada di Indonesia, tetapi juga apa yang terjadi di dunia internasional ketika itu,” Tegasnya.

Beliau lantas bercerita kalau aktif di NU memberi berkah bagi dirinya. Menurut beliau, dirinya pernah menjabat sebagai kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Malang tidak terlepas dari barokah NU.

“Makanya kalau diperintah NU seperti hadir dalam acara ini, saya tidak bisa mengelak.” Imbuhnya.

Sedangkan Atho’ Lukman Hakim menegaskan kalau Nahdlatul Ulama harus mempunyai kekuatan dibidang civil society. Salah satu caranya dengan kerja-kerja advokasi untuk kepentingan umat.

“Dan situasi yang terajdi saat ini tidak terlepas dari politik internasional, hal-hal seperti inilah yang diketahui oleh warga NU,” Ungkapnya.

Setelah acara seminar, JNM juga menyerahkan petisi kepada KH. Saiful Effendi. Diharapkan petisi tersebut bisa menjadi masukan dalam Konfercab NU ke-18 Kabupaten Malang. Isi petisi itu diantaranya menolak politik uang di konfercab baik secara terbuka maupun tertutup, dan meminta NU Kabupaten Malang lebih dekat dengan umat. (Du)
Tag : Berita

Kiriman Terkait

0 Komentar "Jaringan Nahdliyin Muda Menyerahkan Petisi Kepada Panitia Konfercab NU Kabupaten Malang"
Back To Top