Organisasi Kemahasiswaan Ekstra Kampus

INSTRUKSI KADERISASI : MENGUASAI KAMPUS HARI INI, MENGUASAI MASA DEPAN DUNIA

P
Pengurus Besar PMII
Agustus – September adalah bulan yang mengawali tahun ajaran baru bagi mahasiswa baru di kampus-kampus, menjadi bulan naik kelas bagi “mahasiswa senior”, bahkan menjadi bulan penentu bagi mahasiswa akhir segera lulus dan menggapai cita-cita, atau menunda kelulusan dengan sengaja (karena tidak disiplin belajar dan tidak meyelesaikan Tugas akhir - skripsi) atau mengukuhkan diri sendiri menjadi senior kampus dengan gelar MA (Mahasiswa Abadi). Pilihan itu tersedia , semua terserah Anda.

Lalu apa artinya  bulan agustus – september bagi kder PMII ? Agustus – September adalah bulan kaderisasi nasional. Melalui tulisan ini, kami menginstruksikan kepada seluruh Pengurus Rayon, Komisariat, Cabang dan Koordinator Cabang untuk mengawal proses kaderisasi di kampus-kampus. Pastikan semua skema kaderisasi kita berjalan dengan maksimal, mulai dari proses rekruitmen, pelaksanaan MAPABA dan Follow Up nya.

Kita ingat mengapa para ulama Nahdlatul Ulama (NU) merestui pendirian PMII (17 April 1960 silam), sebelumnya, ketika perwakilan para pendiri bertemu dengan KH. Idham Kholid, beliau nasehati “Agar organisasi yang akan dibentukan nanti dapat diandalkan sebagai kader NU, menjadi mahasiswa yang berprinsip, mengamalkan ilmu, yang penting lagi menjadi manusia yang cakap serta bertaqwa kepada Allah SWT” (PMII dalam simpul-simpul sejara PMII, Fauzan Alfash).

Nasihat itulah yang menjadi ruh PMII hingga kini yang kemudian dirumuskan oleh para pendiri PMII kedalam ADRT (Pasal 4, Tujuan PMII yaitu Terbentuknya Pribadi Muslim yang Bertaqwa Kepada Allah SWT, Berbudi Luhur, Berilmu, Cakap dan Bertanggung Jawab dalam Mengamalkan Ilmunya serta Komitmen memperjuangkan Cita-cita Kemerdekaan Indonesia).

Sahabat-sahabat yang militan dna progresif! Beragam pengalaman dan dinamika kita dalam ber PMII, bisa jadi hari ini adalah anggota PMII yang baru semester 3, kader PMII di semester 5 dan 7 yang masih berkutat di kampus, yang merangkap sebagai pengurus komisariat atau pengurus cabang. Tahukah Anda ? PMII hari ini sudah berusia 56 Tahun. Tentu sebagai Anggota dan Kader, kita memilki tanggung jawab sejarah.

Apa tanggung jawab sejara itu ?

Pertama, tanggung jawab personal institusional. Terkait pemahaman organisasi. Sebagai anggota atau kader PMII, sekalipun satu tahun  Anda kuliah dan ber PMII, anda bertanggung jawab untuk memahami, apa itu PMII. Apa kata dunia, jika anda ingin merekrut mahasiswa baru menjadi anggota, ketika mereka bertanya apa itu PMII anda tidak bisa menjelaskan. Baca dan pahami sejarah PMII.
Kedua, tanggung jawab mencapai tujuan organisasi. Sebagai anggota apalagi kader, tujuan PMII harus menjadi orientasi kolektif yang tercermin dalam kepribadian kita. Pribadi kader PMII adalah pribadi yang bertaqwa dan berbudi luhur. Pribadi kader PMII adalah pribadi yang berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya. Pribadi kader PMII adalah pribadi yang nasionalis, yang berkomitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Ketiga, tanggung jawab kaderisasi 56 tahun sudah usia PMII, jika hari ini kita menjadi kader, tentu kerana kebaikan senior kita mau mengkader, dan seterusnya, hingga nasabnya sampai ke pendiri PMII. Kita punya PMII ada dan terus mengawal NKRI dengan nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jamaah (ASWAJA), yang berorientasi menjaga persatuan dan kesatuan  negeri ini sampai kapan pun, sehingga kaderisasi menjadi sebuah keniscayaan dalam aktivitas kita ber PMII . Pastinya, Kader PMII harus mampu menjadi pengkader.

Lalu Bagaimana Menjadi Pengkader  yang Baik ?

Pada bagian kedua di atas telah jelas. Sederhananya, menjadi pengkader di PMII harus berakhlaq PMII. Bertaqwa, menjalankan perintah Nya dan menjauh larangan Nya. Guyonan “InsyaAllah Islam” yang selama ini ada harus dihilangkan. PMII ya Islam, sejatinya Islam. Sangat jelas sanat keilmuan dab keislaman kita, dapat dipertanggung jawabnys ila yaumil qiyamah. Berbudi luhur, santun. Menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Disinilah keutamaan Ukhuwah PMII. Berilmu, intelek. Anda boleh berteriak tidak mengerti tentang apapun diluar keilmuan yang anda pelajari, tetapi jika ada yang bertanya tentang keilmuan yang anda pelajari di kampus, anda yang paling unggul. Keilmuan yang dikuasai kader PMII, tidak hanya untuk dirinya, tetapi juga dapat dipertanggung jawabkan kepada kader, masyarakat, bangsa dan negara. Stigma yang selama ini melekat, bahwa aktivis itu “monolitik”, lama lulus, IPK minim, dst, sudah tidak ada lagi di PMII hari ini. Jika seperti ini profil pengkader PMII, pasti kaderisasi kita akan massif dari tahun ke tahun.

Konkritnya, Bagaimana Strategi Kaderisasi Kita ?

 Pertama, strategi rekruitmen. Kata sun tzu, jika anda ingin menguasai peperangan, kuasailah medannya. “Medan Perang” kita adalah kampus, bagaimana antropologi kampus kita ? Tentu anda yang lebih paham terkait kondisi kampus masing-masing. Tetapi, secara umum kampus terbagi dalam beberapa “spot. Koridor/taman, Masjid/Mushalla, Perpustakaan, Kantin, dll. Target kita adalah mahasiswa baru dengan beragam minar dan hobby, tempat yang nyaman bagi mereka untuk berlama-lama menghabiskan waktu menentukan minat dan hobby mereka,, tentu semuanya memilki potensi. Untuk memaksimalkan rekruitmen, pastikan semua “pengkader” tersebar di setiap spot yang ada di kampus sesuai dengan “jiwanya”.

Kedua, pelaksanaan MAPABA. Selama ini MAPABA yang dilaksanak di kampus yang tidak dominan PMII, dilaksanakan layaknya kegiatan yang terjadwal dan kaku. “Berdasarkan hasil rapat panitia”. Hal itu tidak salah, tetapi strateginya harus dibuat fleksibel. Tidak berorientasi pada waktu pelaksanaan, tetapi berorientasi pada “Bahan” kaderisasi/calon anggota baru. Perencanaan waktu bisa dibuat, tetapi dengan melihat hasil rekruitmen sementara. Misal, pengkader disatu komisariat ada 20 orang, target masing-masing adalah 5 orang dari berbagai fakultas dan jurusan, maka rapat panitia untuk menentukan kapan pelaksanaan MAPABA, dengan melihat beberapa calon anggota baru yang sudah direkruit dalam rapat persiapan, by name, by fakultas atau jurusan. Jika maksimal 20 x 5 = 100. 100 orang jangan sampai semua merasa berhasil merekruitmen ternyata hasilnya 20 x 5 = 5, karena 20 pengkader merekruit orang yang sama.

Ketiga, out put MAPABA. Terkait dengan hal ini, contoh yang baik mungkin kampus agama. Di kampus agama, PMII rata-rata dominan, hampir setiap tahun ajaran baru peserta MAPABA ratusan orang bahkan ribuan. Tetapi setelah MAPABA, yang aktif hanya puluhan orang. Pasti ada yang slh di MAPABA nya. Kenapa ? Karena orientasinya hanya melaksanakan “Agenda Seremonial”. Banyak hal yang perlu dievaluasi, tetapi dalam konteks ini, harus dipastikan bahwa yang berhak dinyatakan lulus dan dibait sebagai anggota PMII adalah yang hafal Mars PMII. Tentu hal ini sangat wajar dan tidak berlebihan. Bagaimana caranya ? Pastikan disetiap sesi (awal dan akhir serta jeda dalam proses MAPABA) peserta menyanyikan Mars. Dan diakhir sebelum pembaitan dites, yang tidak hafal, diperbolehkan menjadi partisipan PMII dan tidak mengikuti prosesi pembaitan. Sehingga menjadi anggota PMII disetiap kampus (tidk hanya di kampus agama), adalah prestige, tidak mudah. Gagal, mengulang MAPABA selanjutnya. Lulus, dijamin bisa menjadi “panitia ospek” tahun depan.

Keempat, strategi Follow Up. Untuk pelatihan non formal paska MAPABA dapat dilihat di PO yang sudah kita ketuk saat MUSPIM di Ambon. Yang pasti harus dibangun sistem mentoring anggota baru perjurusan, perfakultas dan perjenis kelamin. Kenapa ? Agar anggota baru dapat terfasilitasi urusan perkuliahannya, kalau ada tugas kuliah bisa bertanya dan dibantu oleh mentor. Kalau perlu menginap di rumahnya pun bisa diterima oleh orang tuanya. Semangat kekeluargaan dalam proses mentoring harus terjalin. Jika diperlukan, buat kegiatan yang “hafe fun” bersama anggot baru. Futsal, hiking, dst. Sesuai dengan minat hobby mereka.

Sahabat-sahabat yang militan dan progresif! Kaderisasi yang kita jalani hari ini, bukan hanya sekedar menjadi prasyarat untuk menjadi pengurus di PMII yang berjenjang dengan level struktur yang ada, untuk menjadi Pengurus Rayon (PR), menjadi Pengurus Komisariat (PK), Menjadi Pengurus Cabang (PC), menjadi Pengurus Koordinator Cabang (PKC), dan untuk menjadi Pengurus Besar (PB). Itu semuanya hanyalah capaian antara. Kaderisasi PMII bukan hanya untuk jamaah dan jamiyyah NU (Mempersiapkan kepemimpinan di GP Ansor dan Fatayat – 5 hingga 10 tahun kedepan, kepemimpinan di NU dan Muslimat – 10 hingga 15 tahun kedepan, dan pos-pos kepemimpinan nasional di Negeri ini), tidak hanya itu.

Kaderisasi di PMII juga tidak hanya untuk kepentingan yang sangat strategis yaitu untuk mempersiapkan kepemimpinan bangsa dan dunia. Tetapi juga untuk hal yang sangat taktis, yaitu untuk memastikan tahun 2026, ketika NU mencapai 100 tahun, Islam Ahlussunnah Wal Jamaah masih terus eksis di Bumi NKRI tercinta ini. Untuk memastikan tahun 2045, ketika Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mencapai 100 tahun, Pancasil tetap kokoh perekat Negeri ini dari Marauke sampai Sabang. Kesejahteraan di Negeri ini mencapai kemakmuran yang merata. Keadilan ditegakkan! Seadil-adilnya. Negeri ini menjadi negeri yang baldatun, thoyyibatun wa robbun ghofur. Dan tahun 2060, ketika 100 tahun PMII, kepemimpinan Nasional dan dunia diwarnai dengan realisasi nilai dan tujuan PMII, Islam Rahmatan Lil Alamin.

InsyaAllah capaian-capaian taktis (Agenda kita di 2026, 2045 dan 2060) dan capaian strategis kita (Mempersiapkan kepemimpinan Bangsa dan Dunia), akan mengilhami kader-kader kita selanjutnya, untuk terus menggelorakan kaderisasi PMII hingga 3060 dan terus hingga akhir zaman, dan hingga kita terkumpul di hari akhir dalam kelompok orang-orang yang beriman yang dinaungi oleh para alim ulama, para wali, para imam, para tabi’in-tabi’in, para tabi’in dan para sahabat yang diridhoi Allah SWT. Yang dipimpin langsung oleh Rosulullah SWA. Semoga Allah meridhoi perjuangan kita, para pendahulu kita dan para kader kita di masa depan dalam menegakkan dan terus menyiarkan nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jamaah di dunia ini. Al-Fatihah... Amiiinnn...

SELAMAT MENGKADER !!!

Jakarta, 31 Agustus 2016

Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamit Tharieq
Wassalamu’’alaikum Warahmatullah Wabarokatuh

Pengurus Besar
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
Ttd,

Aminuddin Ma’ruf
Katua Umum


Abdul Haris Welly
Sekretaris Jenderal


Download yang Asli (Versi PDF) Disini
0 Komentar "INSTRUKSI KADERISASI : MENGUASAI KAMPUS HARI INI, MENGUASAI MASA DEPAN DUNIA"
Back To Top